Kamis, 11 September 2014

HAKEKAT KESADARAN DIRI

 

HAKEKAT TUJUAN HIDUP

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Sudah menjadi hukum universalitas Allah bahwa hakekatnya seluruh umat muslim dan muslimah di dunia adalah saudara. akan tetapi dapatkah setiap manusia yang mengaku dirinya muslim atau muslimah itu dapat menjalin hakekat silaturahim. dan kemudian sikap persaudaraan seperti apa yang di sebut sebagai rasa sambung dan aras saling mengkikat antara diri yang satu dengan diri yang lainya?? jawaban pertanyaan ini akan terus menjadi pertanyaan dalam diri kita semua, tanpa pernah mendapat jawaban yang pas dari sebagian umat manusia, jika kita semua melihat bagaimana sikap hidup manusia yang di sebut sebagai diri yang Islami. dalam kesempatan ini kami sedikit mengungkap tentang hasil nyata di sekeliling kehidupan kita, atau di mana saja kita berada, adakah jawaban tentang sikap persaudaraan atau yang lain kita sebut sebagai silaturahim( menyambungkan sifat saling asah, saling asuh dan salih asih itu). Dalam wacana kali ini kita ambil contih lingkup yang paling kecil yaitu sudara dan silaturahim dalam lingkup keluarga saja. 

Didalam keluarga kita mengenal ada Bapak, ada Ibu, ada Anak dlsb, didalam keluarga ini telah terjadi proses pembetukan karakter, pribadi yang berbeda-beda, kemauan yang berbeda-beda dan sikap hidup yang berbeda pula, lalu mana yang yang di sebut saudara dan sliaturahim di dalam keluarga ? jawabnya adalah tujuan hidup yang sama mengabdi kepada Allah, mengikuti printah Allah, dan menyatukan perbedaan itu menjadi sesuatu yang di rahmati Allah,  kita bisa melihat realita kehidupan kita dalam keluarga kadang perbedaan pendapat, ilmu pengetahuan atau sikap di jadikan tujuan yang berbeda, padahal didalam perbedaan itulah kita dapat melihat kesamaan tujuan, jikalau kita tidak memahami tentang hakekat perbedaan itu maka tidak akan dapat menemukan hakekat kesamaan tentang tujuan, karena apa seluruh manusia di beri yang nama Fitrah diri yang selalu mengikuti berbagai jalan kebaikan dan kebenaran yang lurus dan di ridahi serta di rahmati Allah SWT,  siapapun manusia di dunia ini walaupun pun berbeda- beda tentang harta, benda dan cinta  tetapi hakekatnya adalah sama yaitu melakukan kehidupan di dunia menuju pintu kehidupan selanjutnya yaitu akhirat, sebenarnya Alah menyuruh kita menjadi saudara itu adalah menjalin ssilaturahim, dengan teman  hidup yang berbeda, berbeda harta dan berbeda kasih sayang kepada sesama manusia selama di dunia, sebagai contoh laki-laki dan perempuan ini kan manusia yang berbeda secara fisik, beda secara naluri, beda berfikirnya, tetapi Allah menggabungkan perbedaan itu dalam satu tujuan hidup, jalan hidup, satu aktivitas hidup yaitu hanya satu hakekat langkah bersama-sama beribadah kepada Allah.  kemudian alat tali sambung dari kedua karakter yang berbeda, pribadi yang berbeda inilah disebut sebagai silaturahim yang kemudian  setelah terjadi  satu dengan yang lainya  mengenali perbedaan dalam kehidupan ini maka di sebut diri manusia telah menjadi saudara dalam kehidupan. Maka dari itu didalam Islam di perintahkan untuk menjalin perbedaan menjadi satu teman untuk menjalani hidup, jadi hanya sebatas teman, sahabat atau jalinan kesamaan dalam khidupanya. sedangkan pribadinya, sifatnya, dan jalan pikiranya akan berbeda-beda.

Saudaraku sekalin artinya dua orang yang  berbeda telah terhubungkan menjadi satu ikatan dalam menjalani hidup, kita kadang salah pengertian mengenai  tujuan hidup dengan jalinan hidup, banyak orang menangkap bahwa tujuan hidup itu sama dengan jalinan hidup dan akibatnya terjadi bercerai berai didalam kehidupan dunia ini, yang akhirnya tidak dapat menemukan hakekat tujuan hidup yang memang harus di jalani dengan saling menjalin, menghubungkan kehidupan satu dengan yang lainya itu menjadi satu tujuan hidup menyembah Allah, mengikuti perintah Allah, menuju jalan kembali kepada Allah dan menuju pintu-pintu yang pasti yaitu pintu kematian hidup dunia menuju pintu hidup alam kubur, serta di lanjutkan lagi satu tujuan hidup alam  Akhirat.   

 Jadi HAKEKAT tentang TUJUAN HIDUP DALAM ISLAM  adalah menjalin silaturahim dalam hidup dunia dan menjadi sauadara dalam hidup dunia  untuk satu tujuan hidup menuju alam kematian. Dus demikian siapa yang mengurangi jalinan atau hubungan hidup atau bahkan sampai mencerai berikan tali silatun hubungan hidup dengan manusia lainya maka orang tersebut tidak akan pernah menemukan jalan tujuan hidup. Sebaliknya siapa yang membangun jalinan hidupa dan memelihara tali hidup maka dia akan selalu di arahkan ketempat tujuan hakekat hidup yang sebenarnya.

Masih segar dalam ingatan kita, ketika kita melihat sesama hidup baik itu suami istri, anak dengan orang tua, mereka tidak menjalin tentang aspek hakekat dalam kehidupan dunia maka mereka tidak pernah tau dan mengerti tentang tujuan mereka hidup di dunia. jalinan silaturahim yang menghasilkan suatu persudaraan atau istilah lain lain teman hidup, sahabat hidup yang berlaku hanya di dunia, itulah rahmat dan karunia Tuhan Allah yang mengatur kehidupan semesta Alam, yang semuanya serba berbeda satu dengan yang lainya, jadi hanya orang-orang yang bodoh dan dungu yang   menjalin dan menjalani kehidupan berkata saya tidak cocok dengan anda, saya tidak sejalan dengan dia, anda atas dasar perbedaan pola pikir, perbedaan akitivitas dlsb. sungguh malang manusia yang berkata demikian, hanya orang-orang yang tidak mendapat petujuk hakekat hidup, orang yang menentang perintah Tuhan Allah tentang bagaimana menjalani hidup di dunia ini. 

Demikian sedikit kasanah yang kami sampikan kepada pembaca sekalian dapat merenungi untuk apa kita hidup di dunia, dan berjalan kemana kita hidup di dunia, dan berapa lama serta kemana kita akan berakhir menjalani kehidupan dunia ini, jangan sampai kita terhasud oleh tujuan-tujuan hidup yang tak pasti dan ingkar kepada hukum-hukum Allah yang berlaku di dunia ini. Mari kita amati dan padangi perbedaan sikap, perbedaan pribadi, perbedaan tentang keadaan hidup yang setiap saat berobah dan berganti serta berbeda-beda ini dapat di rangkum menjadi satu kerjasama hidup dengan satu tujuan yang sama sebagaimana kami gambarkan di atas.  Insya Allah setelah membaca wacana ini kita sadar dan menyadari serta memahami apa itu perbedaan hidup di dunia , apa itu persamaan hidup di dunia  dan apa itu tujuan hidup di dunia ini.  Ammin

Akhirusalam Shalawat dan salam kita sampaikan kehadirat Allah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan umatnya yang mengikutinya sampai akhiru jaman, beliau yang di utus untuk menjalin umatnya yang beraneka ragam perbedaan menjadi satu wujut kepastian hidup satu jalan satu tujuan dan satu hakekat kehidupan manusia, menuju alam-alam berikutnya, sesuai dengan Firman dan Wahyu Allah yang telah di beritakan oleh beliau.

Hanya Allah yang Maha Benar dan Hanya Allah Yang Maha Mengetahui tentang seluruh rahasia-rahasia kehidupan

Wassalamu Allaikum Warahmatullahi Wabarakhatu. 

Sumber         : http://akhirat-ku.blogspot.com/p/hakekat-tujuan-hidup.html

: (021) 5365.3095,5844.684,5686.072,3511.563
: www.pondokyatim.or.id
: https://www.facebook.com/pages/Pondok-Yatim-Dhuafa/151762135027094
https://twitter.com/pyd_yass

Senin, 08 September 2014

Keutamaan dan Hikmah Ibadah Qurban

 Keutamaan dan Hikmah Ibadah Qurban







Serial kedua kali ini membahas tentang pensyariatan udhiyah atau qurban, keutamaan dan hikmah dilaksanakan ibadah mulia tersebut. Namun perlu menjadi catatan penting di sini bahwa beberapa hadits yang menjelaskan keutamaan ibadah qurban adalah dho’if (lemah). Sudah cukup dengan hadits-hadits yang bersifat umum yang menunjukkan fadhilahnya.
Pensyariatan Udhiyah
Udhiyah pada hari nahr (Idul Adha) disyariatkan berdasarkan beberapa dalil, di antaranya,
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
Dirikanlah shalat dan berqurbanlah (an nahr).” (QS. Al Kautsar: 2). Di antara tafsiran ayat ini adalah “berqurbanlah pada hari raya Idul Adha (yaumun nahr)”. Tafsiran ini diriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Tholhah dari Ibnu  ‘Abbas, juga menjadi pendapat ‘Atho’, Mujahid dan jumhur (mayoritas) ulama.[1]
Dari sunnah terdapat riwayat dari Anas bin Malik, ia berkata,
ضَحَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ أَقْرَنَيْنِ قَالَ وَرَأَيْتُهُ يَذْبَحُهُمَا بِيَدِهِ وَرَأَيْتُهُ وَاضِعًا قَدَمَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا قَالَ وَسَمَّى وَكَبَّرَ
Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam berkurban dengan dua ekor kambing kibasy putih yang telah tumbuh tanduknya. Anas berkata : “Aku melihat beliau menyembelih dua ekor kambing tersebut dengan tangan beliau sendiri. Aku melihat beliau menginjak kakinya di pangkal leher kambing itu. Beliau membaca basmalah dan takbir” (HR. Bukhari no. 5558 dan Muslim no. 1966).
Kaum muslimin pun bersepakat (berijma’) akan disyari’atkannya udhiyah.[2]
Udhiyah disyari’atkan pada tahun 2 Hijriyah. Tahun tersebut adalah tahun di mana disyari’atkannya shalat ‘iedain (Idul Fithri dan Idul Adha), juga tahun disyari’atkannya zakat maal.[3]
Keutamaan Udhiyah
Tak diragukan lagi, udhiyah adalah ibadah pada Allah dan pendekatan diri pada-Nya, juga dalam rangka mengikuti ajaran Nabi kita Muhammad -shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Kaum muslimin sesudah beliau pun melestarikan ibadah mulia ini. Tidak ragu lagi ibadah ini adalah bagian dari syari’at Islam. Hukumnya adalah sunnah muakkad (yang amat dianjurkan) menurut mayoritas ulama. Ada beberapa hadits yang menerangkan fadhilah atau keutamaannya, namun tidak ada satu pun yang shahih. Ibnul ‘Arobi dalam ‘Aridhotil Ahwadzi (6: 288) berkata, “Tidak ada hadits shahih yang menerangkan keutamaan udhiyah. Segelintir orang meriwayatkan beberapa hadits yang ajiib (yang menakjubkan), namun tidak shahih.”[4]
Sejumlah hadits dho’if yang membicarakan keutamaan udhiyah,
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ يَوْمَ النَّحْرِ عَمَلاً أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ هِرَاقَةِ دَمٍ وَإِنَّهُ لَيَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَظْلاَفِهَا وَأَشْعَارِهَا وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ عَلَى الأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا »
Dari ‘Aisyah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah pada hari nahr manusia beramal suatu amalan yang lebih dicintai oleh Allah daripada mengalirkan darah dari hewan qurban. Ia akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, kuku, rambut hewan qurban tersebut. Dan sungguh, darah tersebut akan sampai kepada (ridha) Allah sebelum tetesan darah tersebut jatuh ke bumi, maka bersihkanlah jiwa kalian dengan berkurban.” (HR. Ibnu Majah no. 3126 dan Tirmidiz no. 1493. Hadits ini adalah hadits yang dho’if kata Syaikh Al Albani)
عَنْ أَبِى دَاوُدَ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ قَالَ قَالَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا هَذِهِ الأَضَاحِىُّ قَالَ « سُنَّةُ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ ». قَالُوا فَمَا لَنَا فِيهَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « بِكُلِّ شَعَرَةٍ حَسَنَةٌ ». قَالُوا فَالصُّوفُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « بِكُلِّ شَعَرَةٍ مِنَ الصُّوفِ حَسَنَةٌ ».
Dari Abu Daud dari Zaid bin Arqam dia berkata, “Para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah maksud dari hewan-hewan kurban seperti ini?” beliau bersabda: “Ini merupakan sunnah (ajaran) bapak kalian, Ibrahim.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, lantas apa yang akan kami dapatkan dengannya?” beliau menjawab: “Setiap rambut terdapat kebaikan.” Mereka berkata, “Bagaimana dengan bulu-bulunya wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Dari setiap rambut pada bulu-bulunya terdapat suatu kebaikan.” (HR. Ibnu Majah no. 3127. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini dho’if jiddan)[5]

Hikmah di Balik Menyembelih Qurban
Pertama: Bersyukur kepada Allah atas nikmat hayat (kehidupan) yang diberikan.
Kedua: Menghidupkan ajaran Nabi Ibrahim –kholilullah (kekasih Allah)- ‘alaihis salaam yang ketika itu Allah memerintahkan beliau untuk menyembelih anak tercintanya sebagai tebusan yaitu Ismail ‘alaihis salaam ketika hari an nahr (Idul Adha).
Ketiga: Agar setiap mukmin mengingat kesabaran Nabi Ibrahim dan Isma’il ‘alaihimas salaam, yang ini membuahkan ketaatan pada Allah dan kecintaan pada-Nya lebih dari diri sendiri dan anak. Pengorbanan seperti inilah yang menyebabkan lepasnya cobaan sehingga Isma’il pun berubah menjadi seekor domba. Jika setiap mukmin mengingat  kisah ini, seharusnya mereka mencontoh dalam bersabar ketika melakukan ketaatan pada Allah dan seharusnya mereka mendahulukan kecintaan Allah dari hawa nafsu dan syahwatnya.[6]
Keempat: Ibadah qurban lebih baik daripada bersedekah dengan uang yang senilai dengan hewan qurban. Ibnul Qayyim berkata, “Penyembelihan yang dilakukan di waktu mulia lebih afdhol daripada sedekah senilai penyembelihan tersebut. Oleh karenanya jika seseorang bersedekah untuk menggantikan kewajiban penyembelihan pada manasik tamattu’ dan qiron meskipun dengan sedekah yang bernilai berlipat ganda, tentu tidak bisa menyamai keutamaan udhiyah.”[7]
Moga sajian ringkas ini semakin membuat kita bersemangat untuk melakukan ibadah yang mulia ini. Nantikan pembahasan serial ketiga mengenai hukum udhiyah atau qurban. Semoga Allah beri kemudahan dan kekuatan dalam beramal baik.

INFO :


: (021) 5365.3095,5844.684,5686.072

: www.pondokyatim.or.id
: https://www.facebook.com/pages/Pondok-Yatim-Dhuafa/151762135027094?ref=tn_tnmn
: https://twitter.com/pyd_yass





Sabtu, 02 Agustus 2014

KENAPA PRIA DILARANG MEMAKAI EMAS/PRIASAN


MENGAPA ISLAM MELARANG KAUM PRIA MEMAKAI EMAS?


Inilah tinjauan ilmiah atau analisa medisnya. Para ahli fisika telah menyimpulkan bahwa atom pada emas mampu menembus ke dalam kulit dan masuk ke dalam darah manusia, dan jika kita (pria) mengenakan emas dalam jumlah tertentu dan dalam jangka waktu yang lama, maka dampak yang ditimbulkan, yaitu di dalam darah dan urine akan mengandung atom emas dalam prosentase yang melebihi batas (diikenal dengan sebutan "Migrasi Emas")

Dan apabila ini terjadi, maka akan mengakibatkan penyakit Alzheimer. Alzheimer adalah suatu penyakit dimana orang tersebut kehilangan semua kemampuan mental dan fisik serta menyebabkan kembali seperti anak kecil. Alzheimer bukan penuaan normal, tetapi merupakan penuaan paksaan atau terpaksa. Dan mengapa Islam membolehkan wanita untuk mengenakan emas? Wanita tidak menderita masalah ini karena setiap bulan, partikel berbahaya tersebut keluar dari tubuh wanita melalui menstruasi.

sumber : facebook/pondokyatim&dhuafa

: (021) 5844684,53653095,5686072,3511563
: http://pondokyatim.or.id/
: www.facebook.com/pages/Pondok-Yatim-Dhuafa/151762135027094?ref=ts&fref=ts
: https://twitter.com/pyd_yass
: http://instagram.com/pondokyatim






























































Jumat, 13 Juni 2014

Keutamaan Bulan Ramadhan


Diibaratkan seorang petani mempunyai 12 (dua belas) bidang tanah, dari hasil penelitian ahli pertanian tanah petani bidang yang ke 9 (sembilan) sangat subur sekali, kalau dibandingkan dengan bidang tanah-tanah yang lain.Jika petani menanami tanah bidang 9 dia akan memperoleh hasil yang sangat berlipat ganda,maka kalau petani itu tidak mau mengolah tanah pada bidang yang nomor sembilan,atau dia tidak rajin menanami bidang tanah yang subur ini secara optimal, tentu petani itu seorang yang bodoh, seorang yang membuang kesempatan untuk mendapat keuntungan yang berlipat ganda.

Begitu juga kita umat Islam yang mempunyai 12 (dua belas) bulan, mulai dari bulan Muharam – Safar – Rabiul awal – Rabiul tsani – Jumadil awal – Jumadil tsani – Rajab – Sha`ban – Ramadhan(bulan ke 9) – Syawwal – Zulqo`idah – Zulhijah. Bulan yang kesembilan (Ramadhan) adalah bulan yang sangat utama, bulan penghulu segala bulan, Hadis nabi “Bulan yang paling utama adalah bulan Ramadhan, dan hari yang utama adalah hari Jumat. Selanjutnya nabi bersabda” Ramadhan telah datang kepada kalian, bulan yang penuh berkah, pada bulan itu Allah swt memberikan naungan-Nya kepada kalian. Dia turunkan rahmat-Nya, Dia hapuskan kesalahan-kesalahan (dosa-dosa), dan dia kabulkan do`a, pada bulan itu Allah swt akan melihat kalian berpacu melakukan kebaikan. Para malaikat berbangga dengan kalian, dan perlihatkanlah kebaikan diri kalian kepada Allah. Sesungguhnya orang yang celaka adalah orang yang pada bulan itu tidak mendapat Rahmat Allah swt”. (Riwayat Ath-Thabrani)

Diantara keutamaan bulan Ramadhan adalah :

1. Bulan Tarbiyah untuk mencapai taqwa

“Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang yang sebelum kamu agar kamu bertaqwa (Alquran- surat Al Baqarah ayat 183)

2. Bulan diturunkannya Alqur`an

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alqur`an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk-petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)......(Alqur`an – surat Al Baqarah ayat 185)

3. Bulan ampunan dosa

Barang siapa yang melakukan ibadah di malam hari bulan Ramadhan, karena iman dan mengharapkan ridha Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu diampuni. (Muttafaqun `alaih)

4. Bulan dilipat gandakannya amal sholeh

Khutbah Rasululah saw pada akhir bulan Sa`ban “Hai manusia, bulan yang agung, bulan yang penuh berkah telah menaung. Bulan yang didalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Bulan yang padanya Allah mewajibkan berpuasa. Qiyamullail disunnahkan. Barang siapa yang pada bulan itu mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu kebaikan, nilainya seperti orang yang melakukan perbuatan yang diwajibkan pada bulan lainnya. Dan barang siapa yang melakukan suatu kewajiban padabulan itu,nilainya sama dengan tujuh puluh kali lipat dari kewajiban yang dilakukannya pada bulan lainnya. Keutamaan sedekah adalah sedekah pada bulan Ramadhan (Hadis- riwayat Bukhori-Muslim).

5. Bulan Ramadhan adalah bulan sabar, sabar itu balasannya syurga.

6. Bulan Ramadhan bulan ditambahkannya rizqi orang mukmin

Barangsiapa yang memberikan untuk berbuka kepada seorang yang berpuasa, balasannya adalah ampunan terhadap dosa-dosanya, dirinya dibebaskan dari neraka, dan dia mendapat pahala sebesar pahala yang didapat orang yang berpuasa, tanpa mengurangi pahala orang tersebut.

7. Bulan Ramadhan awalnya rahmat, tengahnya ampunan dan ahirnya pembebasan dari neraka.

“Apabila masuk bulan Ramadhan dibuka pintu rahmat (kasih sayang) dan ditutup pintu jahanam dan setan-setan dibelenggu (Hadis riwayat Ahmad), Oleh karena itu mari kita mendirikan bulan Ramadhan dengan segala amaliah penuh keimanan dan ikhlas mencari ridho Allah. Jangan kita lewatkan momentum bulan yang kesembilan ini yang penuh rahmat, berkah, pahala dan ampunan.

Sumber : kemenag.go.id



: (021) 5365.3095,5844.684,5686.072
www.pondokyatim.or.id
: www.facebook.com/pages/Pondok-Yatim-Dhuafa/151762135027094?ref=ts&fref=ts
: https://twitter.com/pyd_yass


http://instagram.com/pondokyatim                     
                          

Jumat, 30 Mei 2014

Isra Miraj dan Misteri 7 Langit


Nabi Muhammad SAWIsra Miraj adalah sebuah perjalanan spiritual lintas langit yang menakjubkan. Sebuah perjalanan dari bumi menembus tujuh lapis langit. Bagaimana persepsi anda tentang langit? Seberapa besar, seberapa jauh? Dimana letaknya? Berapa lama untuk mengarunginya? Nah, hikmah yang mesti kita ambil dari peristiwa isra miraj yang mengarungi tujuh langit adalah agar pemahaman kita lebih baik akan makna “Allah Maha Besar.” Langit adalah benda penuh misteri. Namun setidaknya, kita dapat menangkap sedikit informasi tentang langit sebagaimana yang tersebut oleh penciptanya dalam kitab suci. Baca selengkapnya, klik: Misteri 7 Langit

2. Hikmah Hikmah Isra Miraj
Ayat Al Quran tentang Isra
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hambaNya (Nabi Muhammad SAW) pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Isra’ : 1).

Dan sesungguhnya dia (Nabi Muhammad SAW) telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, di Sidratul Muntaha. Di dekatnya (Sidratul Muntaha) ada surga tempat tinggal. Ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh suatu selubung. Penglihatannya tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebagian
tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar. (QS An Najm 13-18)

Sumber: akhmadtefur.com 



: (021) 5365.3095,5844.684,5365.3095
: pondokyatim.or.id
: www.facebook.com/pages/Pondok-Yatim-Dhuafa/151762135027094?ref=ts&fref=ts
: https://twitter.com/pyd_yass
: http://instagram.com/pondokyatim

Senin, 19 Mei 2014

BAgaimana CAranya Ikhlas?



Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan[369] dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlash (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar. (An-Nisaa : 146)

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus……………………..” (Al-Bayyinah : 5)

Sudah selayaknya, kita sebagai muslim melakukan apapun yang dapat kita lakukan agar mendapatkan ke-ikhlash-an tersebut. Baik kita analogikan sebagai berikut :

Seorang kolektor batu cincin akan melakukan apapun untuk mendapatkan cincin yang bernilai tinggi. Seorang pencinta unggas akan melakukan apapun untuk memperoleh unggas kelas wahid. Maka, apabila kita menginginkan ke-ikhlash-an, kitapun akan melakukan segala sesuatu demi memperoleh ke-ikhlash-an hati tersebut.

Ikhlash adalah sebuah proses dalam menuju insan kamil (sosok manusia yg sempurna) sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Bila anda ingin senantiasa dalam lingkup ke-ikhlash-an, maka pelajarilah kitab-kitab sejarah yang menceritakan kehidupan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, karena se-baik2 contoh untuk ummat manusia adalah beliau shallallahu ‘alaihi wasallam.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Sesungguhnya tiap orang yang beramal itu merugi, kecuali orang-orang yang berilmu. Dan sesungguhnya tiap orang yang berilmu itu merugi, kecuali orang-orang yang ikhlash”


: (021)5365.3095,5844684,5686.072
: www.pondokyatim.or.id
: www.facebook.com/pages/Pondok-Yatim-Dhuafa/151762135027094?ref=ts&fref=ts 
: https://twitter.com/pyd_yass


: http://instagram.com/pondokyatim





    

                                                                                       
                                                                                                                          
                                                                                                                                              
                                                                               

Khasiat Wudhu Sebelum Tidur



Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa tidur dimalam hari dalam keadaan suci (berwudhu’) maka Malaikat akan tetap mengikuti, lalu ketika ia bangun niscaya Malaikat itu akan berucap ‘Ya Allah ampunilah hamba mu si fulan, kerana ia tidur di malam hari dalam keadaan selalu suci,” (HR Ibnu Hibban dari Ibnu Umar r.a.).

Khasiat Wudhu Sebelum Tidur

Pertama, merilekskan otot-otot sebelum beristirahat. Mungkin tidak terlalu banyak penjelasan. Bisa dibuktikan dalam ilmu kedokteran bahwa percikan air yang dikarenakan umat muslim melakukan wudhu itu merupakan suatu metode atau cara mengendorkan otot-otot yang kaku karna lelahnya dalam beraktifitas. Sangat diambil dampak positifnya bahwa jika seseorang itu telah melakukan wudhu, maka pikiran kita akan terasa rileks. Badan tidak akan terasa capek.

Kedua, mencerahkan kulit wajah. Wudhu dapat mencerahkan kulit wajah karena kinerja wudhu ini menghilangkan noda yang membandel dalam kulit. Kotoran-kotoran yang menempel pada kulit wajah kita akan senantiasa hilang dan tentunya wajah kita menjadi cerah dan bersih.

Ketiga, didoakan malaikat. Dalam sabda Beliau yang disinggung pada bagian atas, malaikat akan senantiasa memberikan do’a perlindungan kepada umat muslim yang senantiasa wudhu sebelum tidur. Padahal malaikat adalah makhluk yang senantiasa berdzikir kepada Allah. niscaya do’anya akan senantiasa dikabulkan pula oleh Allah. Oleh karena itu, senantiasa berwudhu itu adalah hal yang wajib kita lakukan.


: (021) 5365.3095,5844.684,5686.072
: www.pondokyatim.or.id
: www.facebook.com/pages/Pondok-Yatim-Dhuafa/151762135027094?ref=ts&fref=ts 
: https://twitter.com/pyd_yass                                                               
                                                                                    
                                                               
http://instagram.com/pondokyatim                                                                                  
                                                                                                
                                                                                       
                                                                                                
                                                                                         

Minggu, 18 Mei 2014

Menghilangkan Cemas...



“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran” (Al-Baqarah : 186)

“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik” (Al-A’raaf : 55-56)

“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina” (Al-Mu’min : 60)

Allah Maha Pemurah. Dia memberikan rizkiNya kepada siapa saja. Banyak orang yang selalu mengartikan kata ‘rizki’ dengan materi/harta. Padahal, apa-apa yang bisa kita nikmati di dunia ini merupakan rizki dariNya karena kemurahanNya. Udara yang kita hirup, kesehatan yang kita miliki, keluarga yang kita sayangi, bahkan ketenangan hati, semua merupakan rizki dariNya yang tidak ternilai harganya. Bayangkan apabila kita sakit, atau hati gelisah. Sungguh tidak enak hidup ini kita rasakan.

Ingatlah selalu untuk tidak berputus asa dari rahmat Allah ! Teruslah mendekat serta memohon kepadaNya. Sesungguhnya setelah kesempitan akan timbul kelapangan.

“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Az-Zumar : 53)

Ibrahim berkata: “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat.” (Al-Hijr : 56)

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Al-Insyiraah : 5-6)


:  (021) 5844.684,5365.3095,5686.072
www.pondokyatim.or.id


: www.facebook.com/pages/Pondok-Yatim-Dhuafa/151762135027094?ref=ts&fref=ts
: https://twitter.com/pyd_yass