Senin, 31 Maret 2014

Bersenda Gurau

Sesungguhnya tertawa dan bersenda-gurau itu sesuatu yang diperbolehkan di dalam Islam, sebagaimana dinyatakan oleh nash-nash qauliyah maupun sikap dan perilaku Rasulullah SAW serta perilaku para sahabat.
Berbagai jenis permainan dan hiburan juga dapat berfungsi untuk menumbuhkan semangat jiwa, sehingga dapat menjalani kehidupan didunia ini dalam menempuh perjuangan yang panjang
Senda gurau mungkin ibarat makanan sehari-hari bagi sebagian orang, terutama mereka yang suka humor/ humoris. Tidak jarang senda gurau yang mereka lontarkan menyentuh hal-hal yang tidak baik, tetapi sekali lagi mereka tetap mendapatkan tawa dari semua itu, entah apapun bahan senda gurau. Karena itu Rasulullah memberi pelajaran berharga dalam beretika dengan sabdanya “Sesungguhnya di antara orang-orang yang paling aku cintai serta paling dekat denganku pada hari kiamat nanti adalah orang yang paling bagus akhlaknya. Sesungguhnya orang yang paling aku benci di antara kalian serta paling jauh dariku pada hari kiamat adalah orang yang cerewet, bermulut besar dan mutafaiqihun. ” Para sahabat bertanya, ” Wahai Rasulullah, kami sudah tahu apa itu cerewet dan bermulut besar, tapi apakah itu mutafaiqihun?” Beliau menjawab, ” Orang-orang yang sombong.” (HR. At-Tirmidzi)
Rasulullah SAW melakukan senda gurau untuk sebuah maslahat, yaitu menyenangkan hati lawan bicara dan beramah tamah dengannya. “Sesungguhnya aku juga bercanda namun aku tidak berkata kecuali yang benar.” (HR. Ath-Thabrani
Rasulullah s.a.w. bergaul dengan semua orang. beliau s.a.w menerima hamba, orang buta, dan anak-anak. Rasulullah s.a.w. bergurau dengan anak kecil, bermain-main dengan mereka, bersenda gurau dengan orang tua. Akan tetapi Rasulullah s.a.w. tidak berkata kecuali yang benar saja.
Suatu hari seorang perempuan datang kepada beliau lalu berkata, “Ya Rasulullah! Naikkan saya ke atas unta”, katanya.
“Aku akan naikkan engkau ke atas anak unta”, kata Rasulullah s.a.w.. “Ia tidak mampu”, kata perempuan itu. “Tidak, aku akan naikkan engkau ke atas anak unta”.”Ia tidak mampu”.Para sahabat yang berada di situ berkata, “Bukankah unta itu juga anak unta?”
Seorang perempuan lain berkata kepada Rasulullah s.a.w.: “Ya Rasulullah, doakanlah kepada Allah s.w.t. agar aku dimasukkan ke dalam syurga”. “Wahai ummi fulan, syurga tidak dimasuki oleh orang tua”. Perempuan itu lalu menangis.
Rasulullah s.a.w. menjelaskan, “Tidakkah kamu membaca firman Allah s.w.t. ini:
“Serta kami telah menciptakan isteri-isteri mereka dengan ciptaan istimewa, serta kami jadikan mereka senantiasa perawan (yang tidak pernah disentuh), yang tetap mencintai jodohnya, serta yang sebaya umurnya”.
Tapi mesti ingat bahwa banyak tertawa akan mematikan hati. Dalam Kitab Ihya’ Ulumiddin karangan Imam Ghazali, beliau menulis “Asalnya senda gurau itu tercela dan terlarang, kecuali sekadar sedikit yang dapat dikecualikan daripadanya.”
Ini berdasarkan hadis Rasulullah S.A.W.:
Maksudnya: “Jangan engkau berbantahan dan bergurau dengan saudaramu!”
Lebih lanjut Imam Ghazali menulis, “Adapun berlebih-lebihan ketika bergurau, maka akan menyebabkan banyak tertawa. Dan banyak tertawa itu mematikan hati dan mewarisi kedengkian pada setengah keadaan. Dan menjatuhkan kehebatan diri dan kemuliaan. Dan apa yang terlepas dari hal-hal tersebut, maka tidak tercela.
Akhir kata marilah kita renungkan hadits dari Rasulullah SAW ““Hendaklah kamu jujur. Sesungguhnya kejujuran menunjuk kepada kebaikan. Dan kebaikan menunjuk kepada syurga. Seorang lelaki terus jujur dan mencari kejujuran sehinggalah dia dicatatkan di sisi Allah sebagai seorang yang sangat jujur. Berwaspadalah terhadap dusta. Sesungguhnya dusta menunjuk kepada kejahatan. Dan kejahatan menunjuk kepada neraka. Seorang lelaki terus berdusta dan mencari pendustaan sehingga dia dicatat di sisi Allah sebagai seorang yang sangat berdusta”

sumber   : www.cerita-islami.com
  








: www.pondokyatim.or.id
: (021)5844.684,5686.072,5365.3095  
 

www.facebook.com/pages/Pondok-Yatim-Dhuafa/151762135027094?ref=ts&fref=ts


: https://twitter.com/pyd_yass
: http://instagram.com/pondokyatim


   






Sabtu, 29 Maret 2014

Program Medical Check Up



Minggu, 30 Maret 2014
Asrama Putri 1 Pondok Yatim & Dhu'fa
( Jl. Gelong Baru Raya No. 8A Tomang - Jakarta Barat ) 


       Agenda Medical check Up merupakan program kesehatan berkala untuk anak-anak asuh kami beserta pengurus. Hal ini dilakukan agar anak-anak  bisa tetap tumbuh sehat menyongsong masa depan, begitupun para pengasuh anak-anak, agar mereka bisa bisa mengetahui kendalan kesehatanan ak-anak asuh nya juga tetap terjaga kesehatannya.
      Kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya "jazakallahu khiron katsiir" kepada dokter beserta staf-stafnya yang tulus membantu kegiatan ini.
       Terima kasih sebesar-besarnya pula dari berbagai  donatur yang telah berpartisipasi dan terus mendukung kami.
        Kami Pondok Yatim & Dhu'afa memohon do'a nya agar kegiatan kami ini dapat berjalan dengan lancar.




Selasa, 25 Maret 2014

Mari Simak Kembali Pendapat Rasulullah SAW dalam Pandangan Tokoh Non Muslim

* Pendapat: Mahatma Gandi ;  
Mahatma Gandi di dalam suratkabar ‘Young India’ menulis:
Saya ingin sekali mengetahui segala sesuatu mengenai manusia itu yang telah memerintah jutaan orang tanpa penentangan. Setelah mempelajari kehidupannya, bertambahlah saya yakin bahwa di zaman itu Islam telah memenangkan hati orang-orang tidak dengan pedang, akan tetapi dengan kesederhanaan sang Rasul itu, beliau biasa bekerja dengan riang gembira, sangat teguh dan teliti dalam memenuhi janji, sangat erat hubungannya dengan sahabat dan pengikutnya, pemberani dan sangat meyakini sempurnanya misinya, inilah hal-hal yang membuat beliau dapat menyingkirkan semua kesulitan dan semua orang menyertainya. Ketika saya telah menyelesaikan bab kedua membaca buku mengenai perjalanan hidup Rasul ini, saya pun menjadi demikian bersedih dikarenakan telah tamatnya buku itu." [5]



* Pendapat  Letnan Jenderal Sir John Bagot Glubb 
Letnan Jenderal Sir John Bagot Glubb yang wafat pada tahun 1986 menulis:

“Pendapat apapun yang dikemukakan oleh pembaca buku (yang ditulis oleh beliau) tidak dapat diingkari bahwa Muhammad [s.a.w.] mempunyai persamaan pengalaman rohaniah dengan para leluhur dan orang-orang suci Kristen yang sangat mengherankan telah tercatat dalam Kitab Perjanjian lama dan Kitab Perjanjian baru.     
Boleh jadi mempunyai persamaan dengan para leluhur dan orang-orang suci penerima wahyu dan kasyaf dari agama Hindu dan Agama-agama lainnya juga. Lagi pula, pengalaman seperti itu merupakan tanda bagi permulaan kehidupan orang-orang suci dan mulia. Menganggap peristiwa-peristiwa seperti itu sebagai penipuan diri sendiri nampaknya sebuah penilaian yang tidak patut, sebab banyak sekali pengalaman seperti itu dialami oleh orang-orang suci yang sudah lampau yang telah beribu tahun lamanya dan ribuan mil jauhnya yang tidak pernah diketahui atau pernah didengar oleh satu sama lain. Namun, sekalipun demikian, dalam peristiwa-peristiwa itu terdapat persamaan satu sama lain yang luar biasa. Sebuah pendapat tidak masuk akal apabila persamaan semua ru’ya atau kasyaf yang sangat mengherankan itu dianggap telah dibuat-buat oleh diri mereka sendiri. Sekalipun mereka saling tidak mengenal satu sama lain.” [6]

Selanjutnya dia telah menulis tentang orang-orang Muslim awalin yang ke hijrah ke Abessinia katanya:
“Dari daftar dapat diketahui bahwa semua orang yang telah masuk Islam pergi ke Abyssinia dan Muhammad [s.a.w.] tentu tinggal bersama dengan hanya beberapa orang pengikut saja di tengah-tengah masyarakat Mekkah yang sedang keras memusuhi beliau. Dari keadaan demikian membuktikan bahwa beliau [s.a.w.] memiliki standar tinggi dalam hal akhlak, keberanian serta keyakinan yang sangat tangguh.”